Jumat, Juni 18, 2010

Janji Sepasang Merpati-PART 1

cHapter 1 

“Line, aku tuh sayang banget ma kamu! Masa kamu ga percaya ma aku sih?? Jadi kamu lebih percaya kata-kata temen kamu daripada kata-kataku?” ucap Rendra sambil menggenggam erat tangan Aline.
“Bokis!! Lo tuh bokis, Ndra. Sekarang kamu bisa bilang kayak gini pasti besok kamu akan bilang kayak gini lagi kalo nglakuin kesalahan yang sama lagi” kali ini Aline ga akan memaafkan Rendra. Siapa juga yang betah dibohongin terus apalagi kalo alasannya nganterin ortu padahal nyata-nyata main sama cewek lain.
“Lebih baik kita putus aja, Ndra. Kita ga bisa kayak gini terus. Sepertinya kamu akan lebih cocok dengan Seira yang pintar dan modis itu daripada ma aku yang biasa aja kayak gini! Aku balik, jangan telp aku kerumah. Bye!” kemudian berlalu dari hadapan Rendra. Ingin dia menangis sepuasnya sesampainya dirumah nanti.
Sudah berulang kali Rendra diam-diam kencan dengan Seira saat Aline sedang sibuk dengan kegiatan Senat Mahasiswanya. Mungkin memang ini resiko berhubungan dengan cowok Teknik Elektro yang banyak digandrungi cewek-cewek. Selain pinter dan ramah, Rendra juga punya daya tarik lain...seorang drummer band. Band yang dia punya pun sudah banyak dikenal orang karena sering tampil di festival-festival. Add Line Band...sebuah band yang terkenal karena lagu-lagu ciptaannya yang melow.

Tidak banyak yang tahu kalau Rendra sudah punya seorang pacar. Mungkin hanya teman-teman di bandnya saja yang tahu karena dia tidak mungkin cerita pada teman-temannya kalau pacarnya cuma seorang mahasiswa Ekonomi yang merangkap jadi pelayan di restoran tantenya. Mungkin akan lebih bergengsi kalau pacarnya adalah anak Kedokteran atau Teknik..tapi Aline hanyalah mahasiswa Ekonomi Akuntansi yang tidak ada sangkut pautnya dengan ilmu yang dipelajari Rendra.

Pernah dia bertanya pada Rendra kenapa memilihnya padahal masih banyak cewek yang suka dengannya, dan Rendra hanya menjawab dengan senyuman yang penuh misteri. Entah apa maksud dari senyumannya itu. Hanya satu hal yang tidak pernah ia lupa dari pertemuannya pertama kali dengan Rendra di restoran milik tantenya itu setahun yang lalu. Waktu itu Rendra buru-buru membayar pesanan sampai lupa kalau bukunya tertinggal di kasir. Aline yang saat itu menjadi kasir otomatis langsung menegurnya. Dan apa yang dikatakannya waktu itu?? “ Aku emang sengaja ninggalin buku itu biar kamu manggil aku karena aku pingin kenalan ma kamu” jawaban yang klise bukan? Tapi justru itu yang membuat mereka menjadi seperti sekarang... bukan... bukan sekarang tapi sebelum pertengkaran itu.
*-*-*
Kriek!!!!
Dihempaskannya tas ransel yang dibawanya ke meja, setelah itu merebahkan dirinya di kasur untuk melepas kepenatan. Jam setengah empat sore ini dia ada shift jaga di restoran yang tidak bisa ditinggalkannya walaupun perasaanya sedang kacau seperti ini.
Suara dering Hp berbunyi...Sweet Dream..itu lagu yang khusus dipakai untuk nada panggilan Rendra. Dengan malas disambarnya Hp yang tergeletak di meja belajar.
‘Ya hallo? Ada apalagi, Ndra? Aku kan udah bilang jangan telpon aku dulu! Kamu tuh ngerti ga sih” sambil mencoba mengatur nafasnya yang naik-turun menahan kekesalannya yang bertumpuk-tumpuk sejak siang tadi. Gimana ga kesel kalau lagi-lagi Rendra melakukan kesalahan yang sama untuk kesekian kalinya, jalan dengan cewek lain.

‘Tapi Line..please..aku bisa jelasin semua. Tolong Aline, aku benar-benar khilaf. Aku janji ga akan mengulanginya lagi. Please....”
“Bullshit!! Janji kamu palsu ga ada yang bener-bener kamu tepatin. Cukup Ndra...ini udah cukup!” klik!! Ditutupnya flip HP. Jarum pendek jam dinding sudah menunjukkan angka tiga , artinya dia harus cepat-cepat bersiap untuk pergi ke restoran kalau tidak mau tantenya ngomel-ngomel ga jelas.
Cepat-cepat dibereskannya apa saja yang harus dibawanya. Sore ini sepertinya dia harus memakai motornya Ryan sepupunya kalau tidak mau terlambat karena tidak mungkin meminta bantuan Rendra untuk mengantarnya.
*-*-*
“Kamu terlambat 10 menit. Cepat ganti baju kamu dengan baju kerja. Jangan sampai pelanggan menunggu!” perintah tantenya yang tentunya sambil mengawasi pekerjaan anak buahnya yang lain.
Umph...capek juga ngebut di jalanan, untung tadi ga ketemu polisi. Bisa berabe ntar kalau ditilang. Motor Ryan bisa disita dan gaji bulanannya akan dipotong oleh tantenya. Cepat-cepat dimasukkan barangnya ke locker kemudian keluar melayani pelanggan.
“Family Restoran selamat siang, ada yang bisa kami bantu?” sapanya saat ada tamu masuk. Sekelompok mahasiwa sepertinya terlihat dari penampilannya.
“Eh, kamu Aline kan? Ceweknya Rendra kan?” sapa seorang cewek yang terlihat paling ramah diantara mereka.
“Mmm...bukan. Nama saya memang Aline tapi saya bukan ceweknya Rendra. Maaf, mau pesan apa?”
“Oo..gitu. Maaf ya. Mm..saya pesan french fries sama orange juice. Kalian pesan apa?” sambil terus melihat-lihat terus daftar menu.
“Sama kayak kamu aja deh. Kalian kalo kamu gimana, El, Cha?”
“Kita sama aja deh” cewek yang dipanggil El menjawab.
“Ya udah, kita pesan empat french fries sama empat orange juice aja. Oiya, by the way..namaku Metha,” sambil mengulurkan tangannya, yang kemudian disambutnya walau cepat-cepat, takut ketahuan tante Monica, ”ini Lila, yang itu Elly dan satunya Icha”. Kemudian disalaminya mereka dengan cepat dan pergi ke dapur.
Setelah Aline berlalu dari hadapan mereka, cewek-cewek itu mulai membicarakannya.
“Tha, elo yakin itu tadi ceweknya Rendra? Ga salah liat lo? Biasa aja gitu“ cewek yang bernama Lila langsung membuka pembicaraan.
“Tapi dia punya inner beauty. Aku bisa ngelihatnya. Mo salah mo ga, tapi Rendra seharusnya beruntung punya cewek kayak dia, selain kuliah masih sempet nyari duit sendiri dengan bekerja di restoran ini”
“Eh, lo kok malah jadi belain dia sih! Kita kesini kan mau menyelidiki dia. Ingat dong tujuan utama kita kesini.” Sekarang cewek yang bernama Elly ikutan nimbrung.
“Iya bener kata Elly. Kamu gimana sih, Tha. Masa lupa sama misi sendiri?” Icha akhirnya buka mulut juga.
‘Bukannya aku lupa sama misi kita buat cari informasi tentang dia. Tapi apakah berkemanusiaan kalau cewek sebaik Aline kita sakitin. Aku ga yakin...” sambil menopanglan dagu di kedua tangannya. Diterawangnya dari kejauahan kesibukan Aline di dapur yang sedikit terlihat dari luar. Pasti malam minggu gini restoran bakal rame karena dilihatnya beberapa meja sudah penuh terisi.
“Itu bisa diurus belakangan. Sekarang masalahnya gimana kita bisa singkirin dia dari sisi Rendra biar Seira bisa jadian sama dia”
“Entahlah...kita lihat aja nanti. Eh tuh anaknya dah dateng.”
“Ini pesanannya empat french fries dan empat orange juice. Ada yang diperlukan lagi?” tanyanya.
“Oh, saat ini nggak. Mungkin ntar aja. Thakns” sahut Metha.
Seperginya Aline, mereka membicarakannya lagi. “Tuh apa aku bilang..dia anaknya sopan gitu”
“Sopan apaan Tha, kalo mau jadi pel;ayan restoran ya harus kayak gitu, ga boleh nggak” Icha menimpali
“Udahlah ga usah kita bahas lagi. Yang penting ada yang bisa kita laporin ma Seira” sambil asyik makan french friesnya. Metha tidak mau ambil pusing karena miisi ini, karena jauh di lubuk hatinya dia tidak suka dengan sikap Seira yang begitu agresif itu walaupun dia sahabatnya sendiri.
*-*-*
Penat juga kerja sampai malam di restoran, apalagi ini malam minggu selalu penuh sampai malam. Dihempaskan tubuhnya ke kasur kemudian mengeluarkan HP-nya. Mm... ada empat miscal dan semuanya Rendra., lalu ada dua SMS, lagi-lagi dari Rendra. Dibacanya sms dari Rendra yang pertama...
Line, aku mnta maaf atas kjadian kmaren. Aq khilaf, aq pingin ktmu kmu skrang klo bsa. Please...aq mhon Line...klo udah smpe rmah mscal aq ya, aq tau smpe mlm km ada shift di restran. Aq tnggu.
SMS yang kedua tak dibacanya dan diputuskannya untuk tidak miscal Rendra. Karena dia tidak mau bertengkar di telpon. Lebih baik menunggu sampai besok.
*-*-*
Tapi Aline salah jika membuka SMS itu keesokan harinya karena itulah SMS Rendra yang terakhir sebelum dia memutuskan untuk pergi... ke Aussie.
Diam-diam Rendra memang ingin sekali ikut pertukaran pelajar yang sudah diidam-idamkannya sejak di bangku SMU dulu. Ketika kesempatan itu datang dia tak mau mensia—siakannya. Walaupun dengan begitu dia harus meninggalkan Aline untuk selama setahun...
Setengah mengantuk Aline berjalan menuju kamar mandi karena jarum pendek jam hampir menunjukkan angka lima sedang dia belum shalat subuh. Setelah salat, diraihnya Hp yang sejak semalam sengaja dimatikannya..
Begitu banyak SMS yang masuk dan semuanya dari Rendra. Total ada empat sms darinya..tapi hanya dua sms terakhir yang dibacanya karena menurutnya sms terakhir adalah yang penting...

Sender: RenDra_chayaNk
+8285687968145  05:00:05 am
Line, kmu dmna aq udh ad di
Airport, pswat mo brgkt. Ap km
ga mo anter aq?plis call me..
aq ga mo prgi ke aussie tpi
kmu ga relain aq bwt prgi. 


Sender: RenDra_chayaNk
+8285687968145 05:15:28 am
Ko ga dbles sih Line? Ada ap?
Cpetn..aq udh hmpir khbisan
wktu nih bwt tnggu kmu. Klo
smp jm stngh 7 km blm smp
doain aj aq slmt smp 7an...
I’m still loving u Line..


Gawat!! Jam berapa sekarang? Hah?? Hampir jam setengah tujuh. Masihkah dia bisa bertemu Rendra? Bagaimana ini?? Tepat saat kegalauan mencapai puncaknya, Hpnya berbunyi....
Sweet Dreams...itu nada panggil Rendra, cepat-cepat disambar Hpnya yang tergeletak di tempat tidur.
“Halo...” sapanya..
“Line!! Kamu tuh ada dimana sih? Aku udah tunggu kamu dari tadi tapi ga dateng-dateng juga. Aku udah mo berangkat nih! Gimana dong?”
“So..sori Ndra... aku ketiduran jadi ga tau sama sekali kamu sms lagipula hp aku matiin. Maafin aku...”
“Terus gimana dong? Pasti kmu ga baca sms terakhirku semalam. Iya kan?”
“Sori...sms yang mana? Ups..iya belom sempat aku baca. Sori... “
“Ya udah, gimana lagi, semoga aja kita bisa saling introspeksi diri setelah kejadian kemaren. Dan satu hal...aku akan tetap sayang ma kamu dimanapun aku berada. Walau di ujung benua pun!”
“Gombal!!!”
“Loh? Kok gombal sih? Aku serius....mmm.. kamu mau ga berjanji ma aku. Selama aku di Aussie kamu jangan deket-deket ma cowok lain ya? Karena kalau kamu deket-deket ma cowok lain aku juga akan deket-deket sama cewek sana. Oke??”
“itu perjanjian apa pemaksaan kehendak, Ndra? Sama juga boong! Kalo kamu emang setia ma aku tunjukkin dong kalau kamu bisa pegang kata-kata kamu sendiri. Okey...ini kesempatan kamu yang terakhir. Aku ga mau dengerin lagi ada gosip miring atau mergokin kamu lagi jalan sama cewek lain. Ingat!! Ini kesempatan terakhir..”
“Makasih sayang...doain aku ya?? Aku berangkat dulu. I do love you...”
“I do too...ati-ati ya...jangan lupa jaga diri baik-baik. Aku akan sangat merindukan kamu....”
“Aku juga...bye Aline...”


=> tolong di COMMENT ya..
kalo menarik aku lanjutin CHAPTERnya..^^d

6 komentar:

  1. Yaaah..lanjutin d0ng arumi,,
    boleh saran gak? gmana kalo dibuat tragis, sad ending gt. tp ada kejutan diakhr crta..hehe
    piss..

    aleiz

    BalasHapus
  2. @ alei:
    wuaaaaaaaah....
    yang namanya plot cerita itu rahasia..^o^
    biar yang baca jadi penasaran dulu..XP

    BalasHapus
  3. hahaha sip sip sip..tetep pada ide awal rupanya. tapi tetep menantikan surprise.


    aLei
    alei nick aku dulu di wap. arumi tau aja

    BalasHapus
  4. @ alei:
    sabaaaaaaaaaaaaaarrrrrrrr..
    aku masih ngga kuat ngedit..
    matanya jereng..T__________T

    BalasHapus